Disini gue mau jelasin tentang Tawuran Pelajar, Sekarang,, Apa sih itu Tawuran Pelajar??
Tawuran Pelajar itu kan saling bertarung antara sekolah yang ini lawan sekolah yang itu. Sambil meneriakan sekolah nya masing-masing, trus.. saling membeli atau membuat BR yang besar, BR itu Barang yang contoh nya Samurai, Kelewang, Clurit, Parang, Golok, Stik Golf, dll.
Ada saat nya Tawuran itu sendiri terjadi, bisa dikarenakan terkena Kolekan atau Palak, seandainya kejadian ini terjadi, pasti Murid itu ngadu ke temen-temen nya, "Bro, gw abis di palakin nih sama pelajar A","Yaudah besok kita balikin". Ada juga yang saling ejek, seperti yang terdengar diberita, "Telah terjadi Tawuran Antar Pelajar, dan dikarenakan pihak sekolah A di ejek oleh sekolah B". Haha mungkin ini dimata Pelajar terdengar Basi. Padahal sih yaa.. yang gw tau dan yang sering gw denger, Tawuran itu terjadi dikarenakan Sekolah nya Berulang Tahun. Mereka Wara Wiri sana sini mencari Sekolah lain untuk memulai terjadi nya Tawuran itu sendiri, dan seandainya teman mereka ada yang terkena Bacokan. Sudah pasti besok nya atau besok-besok nya lagi sekolah itu Balikin ke sekolah yang sudah melukai teman nya, dan sudah pasti juga, Sekolah yang Dibalikin engga terima sekolah nya diperlakukan seperti itu.
Jadi, Tawuran itu engga ada Habis nya, sampai kapan pun akan terulang, terulang, terulang, dan terulang lagi seperti itu. Mungkin suatu saat nanti akan ada keajaiban yang akan datang untuk membubarkan Tawuran Pelajar, atau bahkan Tawuran Antar Kampung, atau Tawuran lainnya, dan Negeri Kita yaitu Indonesia ini akan menjadi aman dan tidak akan meresahkan Warga.
Capek Bro Tawuran, dicari Polisi, dipukulin Warga, sakit gara-gara terkena Bacokan, apalagi masuk Penjara ditambah lagi lu bawa Sajam, haha Selamat Hidup di Penjara lu Bro.
Intinya begitulah tentang Penting atau Tidak nya TAWURAN ANTAR PELAJAR, Penting atau Tidak?? Pikiri aja sendiri.
Minggu, 11 Agustus 2013
Sabtu, 16 Februari 2013
Tawuran SMK Yapimda & SMK Grafika
Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan berhasil menangkap RR
(18), pelaku penganiayaan berat dalam peristiwa tawuran antarpelajar
yang terjadi di depan sebuah perguruan tinggi swasta di Jagakarsa,
Jakarta Selatan yang terjadi pada 21 Januari 2013. Dalam peristiwa itu,
dua pelajar lain menjadi korban pembacokan senjata tajam jenis celurit
pada bagian punggung.
Kepala Satuan Reserse Polres Metro Jakarta
Selatan, AKBP Hermawan mengungkapkan, saat itu RR yang merupakan pelajar
SMK Grafika Tanjung Barat bersama rekan-rekannya terlibat tawuran
dengan pelajar dari SMK Yapimda Poltangan Pasar Minggu. RR kemudian
mengejar dua orang pelajar Yapimda berinisial RMP (15) dan CSP (15)
dengan senjata tajam yang sudah disediakan sebelumnya.
"Waktu itu
yang terlibat tawuran cukup banyak. Kemudian dua orang korban itu lari.
Lalu oleh tersangka (RR) ini dikejar," kata Hermawan, di Mapolres Metro
Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2013).
Nahas, pelaku kemudian berhasil
mengejar korbannya. Lantas RR pun mengayunkan clurit yang dibawanya
sehingga menyebabkan luka pada bagian punggung kedua korbannya. "Setelah
melakukan penganiayaan, tersangka melarikan diri dan sembunyi selama
delapan hari di rumahnya di Lenteng Agung serta menyembunyikan
senjatannya," ujar Hermawan.
Keberadaan RR berhasil diketahui oleh
petugas Reskrim Polsektro Jagakarsa yang melakukan penyelidikan
mendalam, dan menangkap tersangka di rumahnya pada 29 Januari 2013.
Petugas juga berhasil mengamankan sebuah clurit yang digunakan tersangka
untuk menyerang kedua korbannya sebagai barang bukti.
Untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka saat ini menjalani
proses penahanan di Mapolrestro Jakarta Selatan. Tersangka yang telah
berusia 18 tahun menurut Undang-undang Perlindungan Anak sudah termasuk
dewasa dan proses hukum akan tetap berjalan terhadapnya. Oleh karenanya,
tersangka akan dijerat dengan Pasal 351 Ayat 2 KUHP dengan ancaman
penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
Rabu, 30 Januari 2013
Mau Tawuran, Pelajar Boedoet Digebukin Warga
Empat orang pelajar diamankan Petugas Patroli Kepolisian Sektor
Jatinegara, Rabu (12/12/2012) siang. Mereka ditangkap di Jalan Bekasi
Timur Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, saat hendak adu jotos dengan
kelompok pelajar lain.
Keempat pelajar itu mengaku hanya disuruh oleh senior. Dengan masih mengenakan pakaian seragam putih abu-abu, pelajar yang berinisial AR (15), HS (15), DF (16) dan AW (15), berjalan jongkok begitu keluar dari mobil patroli ke dalam Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Jatinegara. Keempatnya mengaku pelajar SMK 1 Jakarta Pusat atau yang akrab disebut Boedi Oetoemo.
"Saya belum nyerang, Pak," kilah AW saat ditanya polisi mengapa dirinya diamankan.
Berbeda dengan AW, AR, pelajar lainnya menuturkan, ia dan tiga rekannya diamankan warga sekitar Jalan Bekasi Timur, tepatnya dekat Stasiun Jatinegara, saat hendak adu jotos dengan kelompok pelajar lain. Namun, belum sempat melakukan serangan, warga keburu menghalau dan mengamankan dirinya.
"Iya, saya sampai kepala saya berdarah digebukin warga, padahal saya cuma ikut-ikut saja. Setelah itu baru dikasih ke polisi," ujar AR.
Dari keempat pelajar, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain empat buah ikat pinggang dengan ujung besi dan satu buah senjata tajam jenis parang dalam kondisi berkarat dari seorang pelajar berinisial HS. Namun, yang bersangkutan berkilah parang tersebut adalah miliknya.
"Saya nemenin AR disuruh senior ngambil parang di Kodim. Saya cuma ikut-ikut saja, dia yang disuruh ngambil," ujarnya yang langsung ditampik oleh AR.
Lucunya, ketika ditanya polisi terkait identitas sang senior yang menyuruhnya melakukan adu jotos, keempatnya kompak terdiam. Keempat pelajar itu malah saling melempar kesalahan satu sama lain.
Kini, keempatnya masih diperiksa di Unit Reserse Kriminal Polsek Jatinegara. Pihak kepolisian pun akan memanggil orangtua dan pihak sekolah untuk dibina.
Keempat pelajar itu mengaku hanya disuruh oleh senior. Dengan masih mengenakan pakaian seragam putih abu-abu, pelajar yang berinisial AR (15), HS (15), DF (16) dan AW (15), berjalan jongkok begitu keluar dari mobil patroli ke dalam Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Jatinegara. Keempatnya mengaku pelajar SMK 1 Jakarta Pusat atau yang akrab disebut Boedi Oetoemo.
"Saya belum nyerang, Pak," kilah AW saat ditanya polisi mengapa dirinya diamankan.
Berbeda dengan AW, AR, pelajar lainnya menuturkan, ia dan tiga rekannya diamankan warga sekitar Jalan Bekasi Timur, tepatnya dekat Stasiun Jatinegara, saat hendak adu jotos dengan kelompok pelajar lain. Namun, belum sempat melakukan serangan, warga keburu menghalau dan mengamankan dirinya.
"Iya, saya sampai kepala saya berdarah digebukin warga, padahal saya cuma ikut-ikut saja. Setelah itu baru dikasih ke polisi," ujar AR.
Dari keempat pelajar, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain empat buah ikat pinggang dengan ujung besi dan satu buah senjata tajam jenis parang dalam kondisi berkarat dari seorang pelajar berinisial HS. Namun, yang bersangkutan berkilah parang tersebut adalah miliknya.
"Saya nemenin AR disuruh senior ngambil parang di Kodim. Saya cuma ikut-ikut saja, dia yang disuruh ngambil," ujarnya yang langsung ditampik oleh AR.
Lucunya, ketika ditanya polisi terkait identitas sang senior yang menyuruhnya melakukan adu jotos, keempatnya kompak terdiam. Keempat pelajar itu malah saling melempar kesalahan satu sama lain.
Kini, keempatnya masih diperiksa di Unit Reserse Kriminal Polsek Jatinegara. Pihak kepolisian pun akan memanggil orangtua dan pihak sekolah untuk dibina.
Langganan:
Postingan (Atom)