STM BOENDA KANDOENG 1964 Jakarta Selatan 806(ZOOM)-75(WAF)-616(CUS)-52(TOS)-687(MOR)-63(DOS)-900(BGR)-P.54(GRL)-700(KRL)-614(MOS)

Rabu, 24 Oktober 2012

Pacar Fitra Siswa SMAN 70 Bawakan Bunga ke Tahanan

Pacar Fitra Bawakan Bunga ke Tahanan
Fitra Ramadhani alias Doyok alias Jarot, siswa SMAN 70, tersangka pembacok siswa SMAN 6 Bulungan, Jakarta Selatan, Alawy Yusianto Putra, tiba di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis (27/9/2012). FR ditangkap pada 26 September 2012 di Yogyakarta.

 Status sebagai tersangka kasus pembunuhan, tak serta merta membuat Fitra Ramadhani kehilangan segalanya. 

Bahkan, kekasihnya tetap setia dan kerap mengunjungi Fitra di tahanan Polres Jakarta Selatan.
"Keadaan Fitra baik-baik saja. Kemarin juga dikunjungi orangtuanya, ada ayahnya, ibunya, adik-adiknya, teman-teman sekolahnya juga datang kasih kue," ungkap Nazarudin.

"Malah, ceweknya bawa bunga untuk Fitra. Pokoknya, waktu besuk kemarin mereka romantis sekali. Ceweknya Kelas XI SMA 70 juga seperti Fitra. Mereka mengobrol-ngobrol saja, beri dukungan juga," imbuhnya.

Sementara, adik putri Fitra, lanjutnya, bersekolah di SMAN 6 dan SMPN 12 Jakarta. Meski awalnya sempat syok atas musibah yang mendera kakaknya, kini kedua adiknya sudah aktif belajar di sekolah.

"Adiknya yang di SMA 6 cewek, kelas X. Dia enggak ada intimidasi, enggak ada yang cemooh atau apa namanya. Kan teman-temannya juga tahu kalau yang terlibat itu kakaknya," kata Nazarudin.

"Memang awalnya adiknya yang di SMP sempat enggak masuk, sempat syok," jelasnya.

Mau Tawuran 42 Siswa SMP Diamankan Polisi



Sebanyak 42 orang siswa SMP diamankan polisi saat ingin melakukan aksi tawuran. Mereka rencananya akan menyerang SMP 3 Jakarta, di kawasan Tebet. 
Informasi awal diperoleh petugas kepolisian dari Kepala Sekolah SMP 3 yang mengatakan SMP 3 akan diserang siswa dari SMP lain.

"Awalnya kita dapat informasi dari Kepala Sekolah SMP 3 Jakarta, beliau dapat info dari muridnya, kalau SMP 3 akan diserang oleh SMP lain," terang Kanit Binmas Polsek Tebet, AKP Sainan Lobis, Selasa (23/10/2012).

Dari keterangan yang diperoleh, 42 siswa tersebut berasal dari tiga sekolah yang berbeda, 2 orang siswa dari Mts Islam Assyafiah 01, 5 orang siswa dari SMP islam Assyafiah 02, serta 34 orang siswa (2 diantaranya telah DO) dari SMP Yayasan Pembangunan Masyarakat Islam Indonesia (YPMII).

Kejadian berawal pada sekitar pukul 12.30 WIB, dimana terlihat segerombolan anak berseragam SMP melintas di Jalan Manggarai Utara, Tebet, tidak jauh dari SMP 3. Mereka datang dengan menumpang Metro Mini 61 jurusan Manggarai-Kampung Melayu.

Para siswa itu kemudian diamankan petugas kepolisian dan langsung dibawa ke Mapolsek Tebet untuk dimintai keterangan. Dari pemeriksaan, tidak ditemukan senjata atau alat-alat yang akan digunakan untuk tawuran. Petugas kepolisian sendiri telah memanggil pihak sekolah serta orang tua murid untuk dimintai keterangan. 

Sementara itu salah seorang siswa yang diamankan polisi membantah bahwa dirinya tengah ikut dalam rombongan yang disebut hendak menyerang SMP 3 Jakarta itu.

Dwi, salah seorang murid kelas IX,  mengaku baru saja pulang dari Manggarai untuk menghadiri perayaan ulang tahun.

"Saya nggak tau apa-apa,  saya mau ngerayaain ultah temen tiba-tiba ada polisi terus dibawa ke sini," tukasnya.

Selanjutnya ke-42 siswa SMP ini akan diberikan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Senin, 22 Oktober 2012

Niat Tawuran, Pelajar SMK di Matraman Nyaris Dipukuli Warga

Dua pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Karya Guna, Manggarai nyaris dipukuli warga karena hendak tawuran di daerah Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur pada Senin (15/10/2012) siang.

Maknur Amin (17) dan Imam Fauzi (16) yang masih duduk di bangku kelas XI ini dipukuli warga karena mencegat bus yang lewat daerah tersebut dengan menggunakan sepeda motor miliknya.

Warga sekitar Jembatan Gunung Antang yang geram akan aksi tawuran yang kerap terjadi menjadi lokasi tawuran pelajar tersebut. Mereka biasanya mencegat bus kota yang membawa pelajar dari sekolah lain.

"Biasanya yang lewat situ anak KR sama Boedoet," kata Maknur kepada Petugas di Polsek Jatinegara, Senin (15/10/2012).

Beruntung sebelum babak belur, keduanya diamankan anggota kepolisian yang sedang patroli. Keduanya digelandang ke Mapolsek Jatinegara.

Di hadapan petugas, Maknur yang masih duduk di kelas XI mengaku tidak terlibat tawuran. Mereka sedang menunggu kawan-kawannya yang berjalan.

"Nggak pak, beneran. Saya tidak tawuran. Tadi lagi nunggu teman-teman," kata Maknur yang tinggal di daerah Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.

Peran Kelima Tersangka Kasus Tawuran di Pancoran

Polres Jaksel Amankan Satu Tersangka Tawuran SMK 29 Penerbang


Penyidik Polres Jakarta Selatan membekuk lima tersangka kasus tawuran antar-pelajar, yang terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu, Kompleks Triloka Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2012) lalu.
Kelima tersangka merupakan siswa SMKN 29 (KAPAL) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sejak 14 Oktober 2012, kelima tersangka sudah ditahan di Mapolres Jakarta Selatan.

"Kelima tersangka masih berusia sekolah, berarti masih di bawah umur, sehingga mendapat penanganan khusus," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (15/10/2012).

Kelima tersangka, lanjutnya, ditangkap pada 12 dan 13 Oktober 2012, di beberapa tempat berbeda. Berikut peran kelima tersangka:

1. IG berperan membacok tangan kiri korban menggunakan celurit.
2. FI alias Bubur berperan menendang bagian kaki dan mengambil tas korban.
3. N alias James berperan memukul korban di bagian dada menggunakan bambu.
4. HS berperan memukul punggung korban menggunakan tangan kosong.
5. W alias Wibi berperan memukul korban menggunakan bambu.

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (11/10/2012) pukul 14.00 WIB, terjadi tawuran pelajar di Jalan Raya Pasar Minggu, dekat Kompleks Triloka Pancoran Jaksel, yang mengakibatkan dua korban terluka.

Korban atas nama Jalal Muhammad Akbar siswa kelas X dan Rizki Alfian alias Pepen siswa kelas XI, keduanya merupakan pelajar SMK Bhakti Jakarta (BHAZACK). Jalal menderita luka di kepala, punggung serta tangan. Saat kejadian, dia bersama sepuluh orang temannya dari arah Cawang turun dari bus PPD 45 (Blok M-UKI) di putaran Pancoran. Mereka semua hendak berkunjung ke rumah Jalal, di belakang Komplek AURI, Pancoran, RT 3/6, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan.

Kondisi saat itu Jalal sedang membeli minuman di sebuah warung di jalan MT Haryono menuju arah Cawang. Saat menyebrang Jalal diserang puluhan pelajar lainnya yang datang dari arah Blok M dengan membawa-bawa bambu dan balok kayu.

Selain itu, tawuran pun berlanjut hingga ke depan Komplek AURI, Jalan Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan. Di sini, Rizki menjadi korban tawuran dan mendapatkan luka bacok serius di bagian rusuk kiri.

Sedangkan seorang saksi mata Sunaryo, satpam Graha Nugra, mengungkapkan melihat tawuran yang bermula di Patung Pancoran ini  berlanjut hingga di depan Komplek AURI.

"Warga di situ langsung melerai sambil membawa pentungan, jadi yang mengejar pada lari. Ada yang terkena celurit di lengan dan punggung, langsung dibawa warga dengan motor ke RS Tria Dipa," papar Sunaryo.

Korban tersebut adalah Rizki yang dibawa menggunakan motor warga. Rizki langsung dibonceng bertiga dengan posisi dirinya berada di tengah.

Saat ini, Jalal sudah diperbolehkan pulang, sedangkan Rizki harus dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) karena lukanya yang cukup serius. Rizki mendapatkan luka cukup lebar di bagian rusuk kiri.

Minggu, 21 Oktober 2012

Gara - Gara Mengejar Maling, Siswa SMK Bunda Kandung Diamankan


Hanya karena mengejar maling yang sedang mencuri, MR (17) pelajar SMK Bunda Kandung, Pasar Minggu Jakarta Selatan, dini hari tadi diamankan petugas Polsek Pasar Minggu. Sebab, MR kedapatan memegang dua bilah sajam di kedua tangannya.

MR adalah pelajar kelas XI SMK Bunda Kandung, dia diamankan sekitar pukul 02.30 WIB di Jl Raya Buncit, tepatnya Traffic Light depan Mall Pejaten Village, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan oleh saksi Abdul Munir dan Maulana.

Dari tangan MR, petugas mengamankan dua senjata tajam jenis golok dan clurit yang saat diamankan sedang dipegang oleh MR. Untuk penyidikan lebih lanjut, Abdul Munir dan Maulana kemudian menyerahkannya ke Mapolsek Pasar Minggu.

Karena MR masih berstatus pelajar dan di bawah umur, saat ini perkaranya dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan.

Siswa yang Sering Terlibat Tawuran akan Dikirim ke Sekolah Polisi

http://images.detik.com/content/2011/12/26/1093/punk_aceh_360.jpg
Polri berencana melakukan pembinaan terhadap siswa yang sering bermasalah, terutama yang sering terlibat tawuran untuk dikirim ke Sekolah Polisi Nasional.

"Kedepannya kami akan kerjasana dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk mengirim siswa bermasalah ke Sekolah Polisi Nasional (SPN) Lido," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Minggu (21/10/2012).

Rikwanto juga menjelaskan nantinya siswa bermasalah tersebut akan dibina dan didik agar lebih mencintai tanah air dan sekolah mereka. Rikwanto juga mengaku beberapa tahun lalu, program mengirimkan siswa bermasalah tersebut pernah ada. Namun saat ini sudah tidak ada lagi.

"Kami ingin coba adakan kembali, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini. Nanti juga akan disusun program apa yang akan diberikan pada seluruh siswa tersebut," terang Rikwanto.

Lebih lanjut, saat ditanya bagaimana nanti memperoleh nama-nama siswa yang bermasalah tersebut, dikatakan Rikwanto nanti akan diminta langsung ke sekolah-sekolah. Atau jika tidak, kepolisian juga punya daftarnya dan akan disinkronkan.

Jumat, 19 Oktober 2012

Tawuran BHEKHA vs TELADAN, 20 Pelajar Ditangkap Bawa Bom Molotov & 11 Pedang

Bajak bus untuk tawuran, 20 siswa diamankan polisi

Penyerangan yang hendak dilakukan 20 pelajar ke sebuah sekolah digagalkan polisi. Pihak kepolisian menangkap para pelajar itu dengan sejumlah barang bukti.

"Itu kemarin Senin (11/6/2012) pukul 14.00 WIB ditangkapnya. Ditangkap di ring road di bawah tol Jl TB Simatupang. Mereka mau nyerang STM Bunda Kandung, Poltangan," kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Sunarto saat dihubungi detikcom, Selasa (12/6/2012).

Sunarto mengatakan 20 pelajar tersebut terdiri dari 19 pelajar dari SMK Teladan dan 1 pelajar dari SMK Bunda Kandung. Mereka hendak ke STM Bunda Kandung dengan menumpang PPD jurusan Depok-Grogol. Di dalam PPD tersebut sudah ada sejumlah barang bukti atau senjata tajam untuk tawuran.

"Disergap anggota di dalam PPD(Patas). Tapi barang buktinya ada di dalam bus ada juga yang dibuang-buangin. Jadi nggak tahu itu milik siapa-siapa saja," ujarnya.

Sejumlah barang bukti yang didapat polisi yakni 11 pedang berukuran 1 meter, 6 buah celurit, 3 di antaranya celurit panjang, 1 buah gir, dan 1 buah bom molotov.

"1 Pelajar kedapatan membawa celurit di dalam tasnya," ucapnya.

Seorang pelajar yang dibawa ke Polres Jaksel tersebut berinisial R (16). R berasal dari sekolah SMK Teladan. Karena usianya masih dibawa umur, pelajar ini dilimpahkan ke bagian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan.

"Masih dibawah umur ya kita arahkan ke Polres. 19 Pelajar lainnya di Polsek," jelasnya.

Hingga tadi malam, 19 pelajar ini masih menginap di Polsek. Namun Sunarto mengaku sudah meminta pihak sekolah dan orangtua para pelajar datang ke Polsek. Mereka diminta membuat surat pernyataan.

"Tadi malam sudah datang semua. Mereka kaget. Saya tunjukkan ini barang-barang buktinya semua. Pihak sekolah dan orangtua bikin pernyataan. Sekarang 19 pelajar sudah dibebaskan," ungkapnya.

Mau Tawuran, 90 Siswa SMKN 1 Boedoet Diamankan

Headline
Puluhan siswa SMK dan SMA Negeri 1 Boedi Oetomo diamankan di Mapolsek Tamansari karena  terindikasi akan melakukan tawuran. Di antara 90 orang siswa yang diamankan, terdapat lima orang perempuan yang ikut dalam kelompok tersebut.
"Dari 90 siswa itu, lima diantaranya wanita. Indikasinya sih mau tawuran, makanya anggota kami yang sedang patroli langsung menuju TKP," kata Kompol Maulana Hamdan, Kapolsek Metro Tamansari di Mangga Besar, Jakarta Barat, Kamis (18/10/2012).
Hamdan melanjutkan, petugas kepolisian sudah merasa puluhan siswa tersebut ingin melakukan aksi tawuran karena terdapat gir di dalam tas mereka. Oleh karena itu, petugas segera melakukan pengamanan sekitar pukul 13.00 WIB.
Hamdan mengungkapkan, sebelum diamankan, terdapat dua siswa yang melakukan pemerasan kepada SMK Tanjung, Grogol. Saat ini dua siswa tersebut sedang diperiksa. Orangtua dan kepala sekolah pelaku juga akan panggil oleh pihak kepolisian.
Hamdan melanjutkan, dari penangkapan tersebut, polisi menyita sepasang sepatu, jaket, dua ponsel, uang sebesar Rp 10.000. Polisi juga menemukan empat buah gir motor yang diikat tali dalam tas mereka.
Hamdan menambahkan, pengamanan tersebut juga dilakukan setelah ada laporan dua siswa SMK Tanjung bernama Aji Siawato (16) dan Juliansah (16). Dua siswa inilah yang menjadi korban perampasan di depan museum Fatahilah, Tamansari, Jakarta Barat.

Tertangkap tawuran, 66 siswa Bakti Jakarta (BHAZACK)

Tertangkap tawuran, 66 siswa Bakti Jaya akan diplontos

Polisi menetapkan 12 orang tersangka dari 78 siswa SMK Bakti Jakarta yang hendak melakukan penyerangan ke SMK 29 Penerbangan, Selasa (16/10) siang kemarin. Rencana 66 orang siswa akan dibina oleh Direktorat Binmas Polda Metro Jaya dan akan rambut mereka akan digunduli petugas.

"Dari 78 orang dan 12 orang tidak bisa pulang karena kita tetapkan menjadi tersangka. Nanti sisanya akan dibawa ke polda dan dibina lagi di sana, katanya mau digundul," terang Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Hermawan ke orang tua 78 siswa SMK Bakti Jakarta di halaman Mapolres Jaksel, Rabu (17/10)

Dia mengatakan hasil penyidikan sementara diketahui siswa SMK Bhakti Jakarta hendak melakukan penyerangan ke SMK 29 Penerbangan. Meski awalanya berencana menjenguk teman mereka, Jalal Muhamad Akbar, namun dalam perjalannya mereka malah hendak melakukan aksi balasan.

"Setelah dalam perjalanan dia bilang tanggung, makanya mobil mereka diamankan dibelokan depan SMK 29," papar Hermawan.

Dari siswa tersebut petugas mendapati bom molotov yang rencananya akan dilemparkan ke dalam SMK 29. Selain itu petugas juga menyita senjata tajam berupa arit, celurit dan sabuk gir.

"Kalau itu sampai terjadi, bagaimana dengan bapak," himbaunya.

Sementara itu Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, mengatakan bahwa 12 orang yang ditetapkan sebagai tersangka yaitu M,DL,HS,PR,SA,HN,FD,PN,SG,FP,DP dan juga HR yang memilik bom molotov untuk melakukan penyerangan ke SMK 29.

"Inisialnya M, DL, HS, PR, SA, HN,FD, PN, SG, FP, HR dan DP. Mereka ini kategori bawa molotov, sedangkan senjata tajam masih proses penyidikan," kata Wahyu.

Hermawan mengimbau kepada 78 orang tua siswa tersebut, jika nanti anaknya sudah kembali pulang agar dilakukan pembinaan agar hal ini tidak terulang kembali. Dia juga mengatakan bahwa anaknya tersebut berstatus wajib lapor ke Polres Jakarta Selatan.

"Kalau dari polda sudah kembali, tolong beri arahan,himbauan. Untuk statusnya mereka wajib lapor, tolong kita bekerja sama dari pihak orang tua juga," tutupnya.

Kamis, 04 Oktober 2012

Deklarasi Damai Anti-Tawuran Digelar di Jakarta

Kementerian Pendidikan Nasional dan Polda Metro Jaya menggelar deklarasi damai anti tawuran di Hotel The Sultan, Jakarta, Selasa (2/10) malam. Acara dihadiri kaum guru, pelajar serta alumni dari SMA dan SMK se-Jabodetabek.

Deklarasi damai mengusung tema Stop Tawuran. Tujuannya jelas, yakni memutus budaya rantai tawuran di Indonesia.

Selain Mendiknas dan Kapolda, terlihat hadir Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto. "Budaya tawuran terbentuk dari suatu proses yang cukup panjang, untuk menghentikan tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan," ucap Kak Seto.

"Harus ada proses mengembalikan budaya ramah anak, anti kekerasan di dalam lingkungan pelajar," lanjutnya.

Menurut Kak Seto, pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengembalikan budaya anti kekerasan adalah orangtua. Pasalnya, sebagian besar perilaku anak terbentuk di dalam rumah.

"Anak-anak sendiri jangan menjadi korban kekerasan, yang kadang-kadang dilakukan orangtua tanpa sadar, atas nama pendidikan, disiplin, dan lain-lain," jelas Kak Seto.

Kak Seto Rancang Panduan Pencegah Tawuran

Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi hadir peringatan tujuh hari peringatan meninggalnya Alawy Yusianto Putra di SMA 70 Jakarta, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2012). Dalam acara ini siswa SMAN 70 Jakarta melakukan aksi tabur bunga dan meletakan karangan bunga di Bundaran Bulungan. Acara ini juga bertujuan untuk perdamaian konflik antara SMA 6 dengan SMA 70 yang sudah bertikai sejak lama.


Akibat fatal dari tawuran pelajar mendorong Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA) menyusun panduan teknis pencegahan tawuran. Ketua Dewan Pembina Satgas PA Seto Mulyadi menyatakan tengah menyiapkan rancangan pencegahan tawuran.

"Banyak terdengar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum mempunyai cara-cara pencegah tawuran. Ini yang kami susun dalam Satgas Pelindungan Anak untuk mencegah tawuran," terang Kak Seto ditemui di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2012).

Kak Seto yang ditemani Sekretaris KPAI M Ikhsan menjelaskan, tawuran pelajar di Jakarta perlu diselesaikan secara menyeluruh. Karena itu, diperlukan panduan teknis bagi sekolah, Dinas Pendidikan, dan pihak-pihak terkait agar tidak tidak terjadi lagi kejadian yang memakan korban jiwa.

Untuk membuat panduan, Satgas Perlindungan Anak akan berdialog terlebih dulu dengan pelajar-pelajar yang terlibat dalam tawuran.

"Kita ingin tahu motivasinya, apakah ada naluri ingin membunuh atau memang terperangkap dalam situasi," ujar Seto.

Sehubungan dengan itu, Satgas PA juga akan berdialog dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penanganan tawuran pelajar, di antaranya pihak sekolah dan alumni, Kemendikbud, dan kepolisian.

"Nanti malam kita akan bertemu dengan Menteri (Dikbud), Kapolda Metro Jaya, dan yang lainnya untuk mencari penyelesaian tawuran yang ada di Jakarta," kata Seto.

Pertemuan tersebut rencananya akan dilangsungkan di Ballroom Hotel Sultan, Senayan, mulai pukul 19.00 (WIB) malam ini. Selain pihak-pihak yang telah disebutkan di atas, turut diundang kepala sekolah SMU/SMK yang berpotensi tawuran se-Jadetabek, tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, dan budayawan.

Satpol-PP Pariaman gelar razia cegah tawuran pelajar

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Pariaman, Sumatera Barat, gelar razia ke sekolah untuk mencegah tawuran antarpelajar.

"Kami akan terus melakukan razia ke setiap sekolah SMP dan SMA sederajat di Kota Pariaman untuk mencegah terjadinya tawuran antarpelajar," kata Kepala Satpol PP Kota Pariaman Jose Rizal, di Pariaman, Kamis.

Dia menyebutkan, kegiatan seperti razia tersebut merupakan bagian upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman dalam mencegah terjadinya tawuran antarpelajar yang akan merusak nilai yang terkandung dalam pendidikan dan akan merusak generasi muda.

Satpol-PP juga merazia senjata tajam, telepon genggam terutama yang mengandung unsur pornografi, sehingga penyalahgunaan alat komunikasi tersebut dapat ditekan.

"Kami merazia pelajar yang memakai ponsel ini bertujuan untuk mencegah pornografi di tingkat pelajar. Jika ditemukan video atau foto porno akan langsung dihapus," ujar dia.

Dia berharap dengan kegiatan tersebut para pelajar di Kota Pariaman bisa fokus terhadap pelajaran yang semestinya mereka terima di sekolah.

Kepala SMP Negeri 7 Pariaman, Kaharlis, mengatakan, pihaknya senang dengan razia yang dilakukan Satpol-PP ke sekolahannya karena sangat membantu pihak sekolah dalam mencegah kejadian yang buruk terjadi pada siswa.

"Kami sangat terbantu dengan razia ini, terutama dalam mengawasi prilaku menyimpang yang mungkin saja dilakukan siswa," kata dia.

Ia juga berharap kepada wali murid agar lebih ekstra dalam mengawasi anak karena waktu yang paling banyak dipergunakan anak adalah dengan keluarga. 

Senin, 01 Oktober 2012

Gerakan Pelajar STOP Tawuran

29 September 2012 kemarin, telah di adakan GERAKAN PELAJAR STOP TAWURAN yang di isi dengan acara jalan keliling jakarta, menyalakan lilin perdamaian dan menabur bunga untuk pelajar yang telah meninggal dunia akibat tawuran. Semua berkumpul di SMKN 1 Jakarta Pusat (BOEDOET 1.4.5).

Acara di hadiri oleh Pelajar dari :

-STM TAMAN SISWA 44 (THAMSIES 44)
-SMK MUHAMMADIYAH 1-2 (DOSQ KMY)
-STMN 53 ( SATORE DKI)
-SMKN 29 (KAPAL BLOK-M)
-SMA BOENDA KANDOENG .
-STM BOENDA KANDOENG
-SMA TEXAS 20
-SMA ZWANZIG 20
-SMA CHAPTOEN 10
-SMA 70
-SPM LAOET KR -SPM LAOET BLOK-M
-STM 7 (CAMP DJAWA)
-STM BHARIONE 45
-STM PONCOL 66,65
-SMK 57 RAGUNAN
-SMK KAPAL BLOK-M
-SMK ISRAEL 134

-SMK ISRAEL 73 ALL
-STM 12/15 PLOEIT
-SMK GRAVICA RWM
-SMK BONJER 5
-SMK 14 KMY
-RISTEK
-STM MAHADHIKA 2 (CAMP DOEKOEH)
dan para STM lainnya .


Terima kasih pada Pelajar-pelajar yang datang mengikuti acara dan memeriahkan GERAKAN PELAJAR STOP TAWURAN, Semoga TAWURAN tidak akan berlanjut kembali dan damai selalu.